Sekretariat Jenderal

Mayoritas pasar keuangan global bergerak melemah pada awal pekan tahun 2025, dipicu oleh masih berlanjutnya sentimen atas kebijakan ekonomi pemerintahan Trump 2.0 yang inflationary serta stance hawkish The Fed, didukung rilis data tenaga kerja AS yang positif. Data ketenagakerjaan AS bulan Desember 2024 yang lebih kuat dari perkiraan menambah kekhawatiran akan lonjakan inflasi di masa mendatang. Laporan ADP Nonfarm Employment Changes mencatat pertumbuhan sebesar 122 ribu (prev: 146 ribu, est: 139 ribu) dan nonfarm payrolls naik signifikan menjadi 256 ribu (prev: 212 ribu; est: 160 ribu), mendorong unemployment rate mengalami penurunan menjadi 4,10% (est: 4,20%). Selain itu, Indeks PMI Jasa versi ISM meningkat ke level 54,1 pada Desember 2024 (prev: 52,1), menunjukkan adanya ekspansi di sektor jasa meskipun komponen harga dalam indeks tersebut meningkat tajam dan memicu kekhawatiran inflasi yang masih tinggi.
Sejalan dengan pelemahan pasar keuangan global, pasar keuangan domestik melemah pada pekan pelaporan, juga dipicu oleh mixed signal dari dalam negeri. Rilis data penjualan ritel bulan November 2024 yang hanya tumbuh 0,90% yoy (Okt&#8217;24: 1,5%), bersamaan dengan penurunan penjualan kendaraan bermotor bulan Desember 2024 sebesar 6,4% yoy (Nov&#8217;24: -11.9%), mengindikasikan adanya pelemahan daya beli masyarakat. Di sisi lain, rilis cadangan devisa mencapai rekor tertinggi yakni sebesar USD155,7 miliar pada Des&#8217;24 (prev: USD150,2 miliar) didorong oleh penerimaan pajak dan jasa, pinjaman luar negeri pemerintah, serta penerimaan devisa minyak dan gas. Sementara itu, indeks keyakinan konsumen bulan Desember 2024 meningkat menjadi 127,7 (prev: 125,9).