Sekretariat Jenderal

Pasar keuangan global cenderung bergerak melemah pada pekan pelaporan, dengan sentimen pasar dipengaruhi oleh dinamika kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) dan data-data perekonomian terkini negara-negara utama. Dinamika kebijakan tarif AS masih menjadi highlight utama yang membayangi pergerakan pasar keuangan global pada pekan terakhir Juli 2025. AS mencapai kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa dan Korea Selatan, di mana tarif impor produk Uni Eropa diturunkan dari 30% menjadi 15%, sedangkan tarif impor produk Korea Selatan dipangkas dari 25% menjadi 15%. Selanjutnya pada Kamis (31/7) atau jelang tenggat waktu penangguhan tarif resiprokal, Pemerintah AS mengumumkan kebijakan tarif terbaru, di mana puluhan negara yang memiliki surplus neraca perdagangan dengan AS akan terkena tarif tambahan yang berkisar antara 10% hingga 41%. Negara-negara tersebut di antaranya adalah India (25%), Indonesia (19%). Malaysia (19%), Taiwan (20%), Thailand (19%), dan Vietnam (20%).&#160;
Sejalan dengan dinamika pasar global, kinerja pasar keuangan domestik turut terkoreksi di pekan pelaporan, namun dengan pelemahan yang relatif moderat. Pasar saham domestik pada pekan pelaporan diwarnai oleh aksi profit-taking dan sentimen negatif perkembangan global. Namun demikian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya mengalami koreksi tipis sebesar 0,08% wtw. Adapun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik, yield SBN membukukan peningkatan secara mingguan pada hampir seluruh tenor, yang dipengaruhi oleh ketidakpastian arah kebijakan The Fed ke depan. Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS terdepresiasi sebesar 1,06% wtw, sejalan dengan arah pelemahan mata uang regional. &#160;