Sekretariat Jenderal

Pasar keuangan global bergerak mixed di tengah sikap wait and see investor menjelang pidato Ketua The Fed Jerome Powell dalam Jackson Hole Symposium di akhir pekan pelaporan. Dalam pidato tersebut, yang dilaksanakan di pertengahan sesi perdagangan bursa saham AS pada Jumat (22/8) Eastern Time, setelah ditutupnya sesi perdagangan mayoritas pasar Asia dan Eropa, Jerome Powell mengisyaratkan akan melakukan rate cut The Fed pada bulan September 2025 mendatang untuk merespons indikasi pelemahan pasar tenaga kerja, meskipun kebijakan suku bunga ke depan tetap akan restriktif namun fleksibel. Dengan perkembangan tersebut, pasar memprakirakan pemangkasan suku bunga The Fed akan dilakukan 2 kali di sisa tahun 2025, yakni pada bulan September dan Desember 2025, masing-masing sebesar 25 bps.
Pasar keuangan domestik bergerak beragam pada pekan pelaporan. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada tanggal 19-20 Agustus 2025 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,75%, berbeda dengan ekspektasi pasar yang memprakirakan tidak berubah dari posisi Juli 2025. Pada pekan pelaporan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar Rupiah mencatatkan pelemahan secara wtw, sementara yield Surat Berharga Negara (SBN) seri benchmark bergerak mixed. Adapun persepsi risiko terhadap Indonesia terpantau mengalami perbaikan secara mingguan, tercermin dari CDS 5 tahun Indonesia yang turun sebesar 1,48 bps wtw. Dari data ekonomi, rilis terbaru menunjukkan defisit transaksi berjalan Indonesia pada triwulan II 2025 tercatat sebesar USD3,0 miliar (0,8% dari PDB), lebih tinggi dibandingkan dengan defisit sebesar USD0,2 miliar (0,1% dari PDB) pada triwulan I 2025.&#160;