Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Transfer ke Daerah (TKD) dari Pemerintah Pusat merupakan salah satu unsur krusial dari kelompok Pendapatan Daerah di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. Namun yang menjadi tantangan terbesar adalah bagaimana pemerintah daerah membangun strategi pengelolaan Transfer ke Daerah tersebut agar dapat berdampak maksimal terhadap pengentasan kemiskinan dan pengurangan pengangguran. Kemiskinan dan pengangguran merupakan dua masalah utama yang seharusnya menjadi prioritas pemerintah dikarenakan dua masalah tersebut merupakan akar utama dari timbulnya masalah-masalah sosial yang lain. Oleh karena itu, yang perlu menjadi sorotan utama yaitu bagaimana penggunaan Transfer ke Daerah melalui belanja-belanja daerah mempengaruhi tingkat kemiskinan dan pengangguran di provinsi Lampung untuk periode tahun 2017 hingga 2024.
Keterbaruan dari penelitian ini adalah pendekatan yang dibangun adalah mencoba membangun pola hubungan belanja daerah di pemerintah daerah dengan jenis-jenis TKD yang dipergunakan di belanja daerah tersebut. Acuan untuk pendapatan pemerintah daerah dari TKD dan belanja-belanja daerahnya menggunakan arus masuk kas dan arus keluar kas di Laporan Arus Kas.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pola penggunaan TKD terhadap akun-akun belanja daerah di arus keluar kas di laporan arus kas, mengetahui pola penggunaan TKD dalam akun-akun belanja daerah yang tercermin di arus keluar kas di laporan arus kas terhadap kemiskinan dan pengangguran, mengetahui pengaruh pola penggunaan TKD dalam akun-akun belanja daerah yang tercermin di arus keluar kas di laporan arus kas terhadap kemiskinan dan pengangguran, dan mengetahui cara memaksimalkan pola pengeluaran daerah terhadap jenis jenis dana transfer ke daerah untuk mengentaskan kemiskinan dan pengangguran terbuka.
Metode penelitian yang dipergunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif yang dilakukan berupa analisis dokumen-dokumen berupa peraturan-peraturan serta temuan-temuan terdahulu. Metode Kuantitatif yang dilakukan berupa pengujian hipotesis serta kuantitatif deskriptif untuk mendapatkan kesimpulan yang berfokus pada analisis data numerik.
Hasil dari penelitian ini untuk pengentasan kemiskinan ditemukan bahwa belanja barang dan jasa diketahui memiliki alokasi TKD memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap pengentasan kemiskinan dan ini mengindikasikan kemungkinan pengalokasian ini sudah tepat, untuk belanja modal masih memiliki pengaruh yang bervariasi terhadap pengentasan kemiskinan. Hal ini bisa jadi menunjukkan strategi manajemen belanja modal untuk pengentasan kemiskinan belum berjalan secara optimal baik dari sisi pengalokasian TKD nya ataupun program-program di dalamnya. Selanjutnya, Belanja pegawai, subsidi, hibah serta bantuan sosial menunjukkan pengalokasian TKD sudah berjalan pada arah yang benar untuk pengentasan kemiskinan namun belum optimal pengaruhnya. Sedangkan bantuan keuangan dan belanja tidak terduga menunjukkan bahwa kemungkinan pengalokasian TKD dan program-program dalam belanja tersebut belum tepat sasaran atau efektif untuk mengentaskan kemiskinan. Sedangkan untuk pengurangan pengangguran, ditemukan Belanja pegawai seharusnya masih bisa dilakukan efisiensi lagi sehingga alokasi TKD terhadap belanja pegawai dapat ditekan lebih dalam. Dengan pengalokasian TKD dari semula ke belanja pegawai ke jenis belanja lainnya maka diharapkan belanja pegawai akan memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap pengangguran. Belanja Barang dan Jasa yang dapat mendorong peningkatan aktivitas ekonomi UMKM memiliki temuan pengaruh negatif namun tidak signifikan. Temuan ini menunjukkan bahwa arah pengaruh belanja barang dan jasa telah memiliki pengurangan pengangguran namun belum optimal pengalokasian TKD ke belanja barang dan jasa tersebut secara umum. Kelompok belanja modal memiliki kecenderungan pengaruh negatif dan tidak signifikan kecuali belanja tanah yang pengaruh positif namun signifikan. Hal ini dapat diindikasikan bahwa belanja tanah yang apabila tidak diikuti dengan jenis-jenis belanja modal lainnya secara signifikan maka malah tidak berdampak pada pengurangan pengangguran. Belanja hibah menunjukkan pengaruh negatif yang tidak signifikan yang berarti bahwa alokasi TKD untuk belanja tersebut belum optimal walaupun sudah ke arah yang benar yaitu dapat mengurangi pengangguran. Pada sisi lain, belanja sosial malah menunjukkan pengaruh positif yang tidak signifikan yang kemungkinan dari target belanja sosial yang belum tepat sasaran atau programprogram dalam belanja sosial belum bisa mengurangi pengangguran. Terakhir, Belanja tak terduga menunjukkan arah positif dan tidak signifikan yang mana dapat diartikan bahwa kemungkinan program-program dalam belanja tak terduga belum optimal untuk mengurangi pengangguran.

POLA PENGGUNAAN DANA TRANSFER KE DAERAH DARI ARUS KAS KELUAR AKTIVITAS OPERASI, INVESTASI, DAN PENDANAAN ATAU PEMBIAYAAN TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI PEMERINTAH DAERAH LINGKUP PROVINSI LAMPUNG UNTUK PERIODE TAHUN 2017-2024