Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Abstract
This study aims to analyze the impact of the Physical Special Allocation Fund (DAK Fisik) on the Human Development Index (HDI) and the Underweight Index in South Kalimantan Province during the 2021&#8211;2023 period. The independent variable in this study is the Physical Special Allocation Fund (DAK Fisik), which is categorized into four sub-sectors: Drinking Water, Health and Family Planning (FP), Education, and Sanitation. The dependent variables are the Human Development Index and the Underweight Index. The data were analyzed using multiple linear regression to examine the relationships between variables. The results showed that DAK Fisik in the sectors of Drinking Water, Health and FP, and Education had no significant effect on either HDI or the Underweight Index. However, DAK Fisik in the Sanitation sector had a significant negative effect on the Underweight Index, indicating that increased spending in this sector can reduce the prevalence of underweight children. Interestingly, DAK Fisik in the Sanitation sector was also found to have a significant negative impact on HDI, which may be due to various factors such as low budget realization, uneven distribution, and ineffective program implementation in the field. The implications of this study highlight the importance of thorough evaluation regarding the sectoral effectiveness of DAK Fisik allocation, and the need for integration between physical infrastructure development, educational outreach, and community empowerment to improve both human development and nutritional status.
Keywords: Physical Special Allocation Fund, HDI, Underweight Index, South Kalimantan
&#160;
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Underweight di Provinsi Kalimantan Selatan selama periode 2021&#8211;2023. Variabel independen dalam penelitian ini adalah DAK Fisik yang dikelompokkan menjadi empat subbidang, yaitu Air Minum, Kesehatan dan Keluarga Berencana (KB), Pendidikan, dan Sanitasi. Sementara itu, variabel dependennya adalah IPM dan Indeks Underweight. Data dianalisis menggunakan regresi linier berganda untuk menguji hubungan antar variabel. Hasil analisis menunjukkan bahwa DAK Fisik bidang Air Minum, Kesehatan dan KB, serta Pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap IPM maupun Indeks Underweight. DAK Fisik bidang Sanitasi ditemukan berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Underweight, yang secara substantif mengindikasikan bahwa peningkatan belanja pada sektor ini mampu menurunkan prevalensi balita dengan berat badan kurang. DAK Fisik bidang Sanitasi ditemukan berpengaruh negatif signifikan terhadap IPM, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti rendahnya realisasi anggaran, distribusi yang tidak merata, serta kurangnya efektivitas pelaksanaan program di lapangan. Implikasi dari penelitian ini menekankan pentingnya evaluasi mendalam terhadap efektivitas penggunaan DAK Fisik secara sektoral dan perlunya integrasi antara pembangunan fisik dengan edukasi serta pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kualitas pembangunan manusia dan status gizi.
Kata Kunci: DAK Fisik, IPM, Indeks Underweight, Kalimantan Selatan