Direktorat Jenderal Anggaran

Dalam implementasi penganggaran berbasis kinerja dikenal tiga pilar yaitu perumusan indikator kinerja, penetapan standar biaya, dan monitoring evaluasi kinerja. Pilar pertama merupakan dasar atau landasan bagi organisasi untuk merancang indikator kinerja beserta rincian output, komponen, subkomponen, serta detil rincian anggaran dalam dokumen anggaran. Indikator kinerja ini menjadi dasar alokasi anggaran yang akan diberikan kepada setiap satuan kerja kementerian dan lembaga.
Berbagai metode penyusunan indikator kinerja telah digunakan oleh banyak kementerian dan lembaga pada satuan kerjanya. Demikian pula di lingkungan Kementerian Keuangan. Salah satu jenis satuan kerja di Kemenkeu adalah kantor pelayanan yang tersebar di beberapa unit eselon I. Kantor-kantor tersebut juga melakukan perumusan indikator kinerja penganggaran.
Salah satu metode yang dapat digunakan adalah melalui survei suara pelanggan kepada pengguna layanan kantor dimaksud. Berdasarkan hasil survei tersebut baru disusun indikator kinerja yang akan menjadi rumusan RO untuk medapatkan alokasi anggaran. Dalam tulisan ini akan disajikan metode klastering indikator kinerja dan RO berdasarkan hasil survei suara pelanggan.