Direktorat Jenderal Perbendaharaan

RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2023
Provinsi Jawa Timur mempunyai visi Adil, Sejahtera, Unggul dan Berakhlak, Tata Kelola Pemerintahan yang Partisipatoris dan Inklusif, serta Kerjasama dan Gotong royong, yang tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jawa Timur 2019-2024. Tantangan untuk mencapai sasaran pembangunan Jawa Timur yaitu:
- Jawa Timur yang memiliki potensi besar dalam segi sumber daya alam, bagaimana sumber daya alam tersebut dapat memberikan dampak positif dan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat.
- Sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Indonesia, Jawa Timur harus menyiapkan kualitas sumber daya manusia terutama aspek kesehatan dan pendidikan.
&#160;- Kondisi geologi dari wilayah Jawa Timur yang memiliki beberapa gunung berapi aktif, sehingga rawan terjadi bencana alam antara lain letusan gunung berapi dan gempa bumi.
ANALISIS EKONOMI REGIONAL
Ekonomi Jawa Timur pada triwulan IV-2023 tumbuh positif meskipun mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu sebesar 4,69% (yoy). Secara triwulanan tumbuh 0,89% (qtq), dan secara kumulatif sebesar 4,95% (ctc).
Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur triwulan IV-2023 menempati peringkat ke lima setelah DIY (5,07%, ctc), Jawa Barat (5,00%, ctc), Jawa Tengah (4,98%, ctc), dan DKI Jakarta (4,93%, ctc), dan. Sedangkan Provinsi Banten mencatat pertumbuhan sebesar 4,85%.
Perekonomian Jawa Timur Triwulan IV-2023 yang diukur dengan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sebesar sebesar Rp2.953,54 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp1.844,81 triliun. Kontribusi PDRB Jatim terhadap Pulau Jawa pada 2023 sebesar 25,22% (ADHK).
Struktur PDRB Jawa Timur menurut pengeluaran, hampir seluruh komponen mengalami pertumbuhan positif kecuali konsumsi Pemerintah yang sedikit terkontraksi sebesar 0,02% (yoy). Berdasarkan lapangan usaha, Industri Pengolahan yang berhasil mengumpulkan Rp558,45 triliun (ADHK) atau mendominasi 30,54% dari total PDRB.
Inflasi gabungan delapan kota IHK Jawa Timur pada akhir triwulan IV-2023 tercatat sebesar 2,92% (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan triwulan III-2023 yang sebesar 3,24% (yoy). Tingkat inflasi tetap terjaga dalam kisaran batas target 3,0&#177;1%. Inflasi yang terjaga merupakan hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Neraca Perdagangan (NP) di Jatim di sepanjang tahun 2023 tercatat defisit sebesar US$7,03 miliar, terdiri dari Defisit Sektor Migas sebesar US$4,99 miliar, dan Defisit Sektor Non Migas sebesar US$2,04 miliar.
Kualitas sumber daya manusia Jawa Timur yang diukur dari angka IPM secara konsisten menunjukkan perbaikan dari tahun ke tahun, yakni dari 73,04 di tahun 2020 menjadi 74,65 di tahun 2023. Angka IPM Jawa Timur juga lebih tinggi dibandingkan Nasional secara konsisten selama empat tahun berturut turut.
Tingkat kemiskinan Jawa Timur mengalami perbaikan, tercatat sebesar 10,35%, atau terdapat 4,19 juta jiwa penduduk Jawa Timur yang dinyatakan miskin. Meskipun capaian tingkat kemiskinan telah berada dalam target yang ditetapkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang berada dalam range 10,55% 9,35%, namun Jawa Timur masih berada di bawah Nasional yang sebesar 9,36%.
Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Jawa Timur yang diukur dengan Rasio Gini adalah sebesar 0,387, naik 0,022 poin bila dibandingkan dengan rasio gini bulan September 2022 yang sebesar 0,365. Ketenagakerjaan Jawa Timur menunjukkan kondisi yang semakin membaik yang ditunjukkan dengan terus menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka, dari 5,49% pada Agustus 2022 menjadi 4,88% pada Agustus 2023. Namun demikian, penyerapan tenaga kerja masih didominasi pada sektor Pertanian (31,49%), dan sebagian besar penduduk masih bekerja di sektor informal (63,11%). Hingga akhir triwulan IV-2023, NTP Jawa Timur tercatat sebesar 116,05. Jika dibandingkan dengan bulan pertama di tahun 2023 yang sebesar 106,41, NTP Jatim mengalami kenaikan yang cukup baik yakni sebesar 9,06%. Sedangkan jika dilihat perbandingannya dengan periode yang sama tahun 2022, terdapat kenaikan sebesar 9,10%. NTN Jawa Timur terus mengalami penurunan, yaitu dari 100,61 pada Januari 2023 menjadi 97,69 pada akhir tahun 2023, atau turun sebesar 2,90%. Sedangkan bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022, turun cukup tajam yakni sebesar 4,70%. Dari capaian makrokesra tersebut, jika dibandingkan dengan target yang yang tertuang pada RKPD Jawa Timur 2023 menunjukkan keberhasilan dari upaya Pemerintah khususnya pada indikator pertumbuhan ekonomi, inflasi, Indeks Pembangunan Manusia, tingkat kemiskinan, Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Nilai Tukar Petani. Sedangkan indikator kesejateraan yang tidak tercapai adalah Rasio Gini dan Nilai Tukar Nelayan.
ANALISIS FISKAL REGIONAL
Pelaksanaan APBN menunjukkan kinerja yang sangat baik, dimana Pendapatan Negara telah tercapai Rp257,32 triliun (100,93%) dari target Rp254,95 triliun. Secara nominal mengalami pertumbuhan sebesar 0,43% dibandingkan TA 2022, secara persentase ini merupakan realisasi terendah selama 3 tahun terakhir, yaitu mengalami kontraksi 6,05% (yoy). Kontraksi dipengaruhi oleh menurunnya penerimaan perpajakan terutama dari sisi penerimaan perdagangan internasional dan cukai di wilayah Jawa Timur.
Sementara itu realisasi Belanja Negara sebesar Rp128,81 triliun, dari alokasi belanja sebesar Rp130,37 triliun (98,81%) tumbuh sangat baik dibandingkan capaian belanja Tahun 2022. Realisasi ini merupakan capaian tertinggi selama lima tahun terakhir, mengalami pertumbuhan baik secara persentase dan nominal masing-masing sebesar 2,17% (yoy) dan 4,00% (yoy). Dengan demikian, s.d akhir TA 2023 di Jawa Timur terjadi Surplus sebesar Rp128,51 triliun dari target Surplus sebesar Rp124,59 triliun. Secara nominal terkontraksi sebesar Rp3,85 triliun atau -2,91%. Surplus tersebut menunjukan bahwa Penerimaan Negara di Jawa Timur berkontribusi semakin besar dalam menopang Penerimaan Negara secara nasional dan semakin mengukuhkan posisi Jatim sebagai salah satu tulang punggung penerimaan secara Nasional.
Pelaksanaan APBD Konsolidasi Jawa Timur hingga akhir Triwulan IV-2023 telah berjalan dengan baik, terdapat kenaikan baik pada target dan realisasi Pendapatan maupun pada alokasi dan capaian realisasi Belanja Daerah. Target pendapatan pada TA 2023 secara konsolidasian sebesar Rp127,05 triliun, naik 3,56% dibandingkan target TA 2022. Realisasi pendapatan TA 2023 mencapai 99,988% dari target yang ditetapkan atau sebesar Rp127,02 triliun. Dibandingkan TA 2022, realisasi TA 2023 mengalami pertumbuhan secara nominal 6,35% atau Rp7,59 triliun. Sedangkan alokasi Belanja Daerah konsolidasian di Jawa Timur TA 2023 mencapai Rp132,20 triliun, naik sebesar 4,31% dibandingkan TA 2022. Realisasi TA 2023 mencapai 93,49% dari Aokasi Belanja Daerah Konsolidasian atau sebesar Rp123,60 triliun. Dengan demikian pada TA 2023, Pendapatan Daerah Jawa Timur lebih besar daripada Belanja Daerah, sehingga mengalami Surplus anggaran sebesar Rp3,43 triliun. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terdapat penurunan Surplus yang cukup signifikan sebesar -47,22% dari nilai TA 2022 yang sebesar Rp6,49 triliun. Data Konsolidasian APBN dan APBD menunjukkan Pendapatan Konsolidasian mencapai Rp300,14 triliun, naik Rp3,11 triliun atau tumbuh 10,46% dibandingkan tahun 2022. Sedangkan realisasi Belanja Konsolidasian sebesar Rp171,56 triliun, naik sebesar Rp13,38 triliun atau tumbuh sebesar 8,46% dari tahun 2022. Dengan demikian, terdapat surplus konsolidasian pada tahun 2023 mencapai Rp128,58 triliun, turun sebesar Rp10,28 triliun atau terkontraksi 7,40% dibandingkan tahun 2022.
&#160;
&#160;
&#160;
&#160;
&#160;
&#160;
&#160;
&#160;
&#160;
&#160;