Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

Halo Sobat Pemelajar!
Pada LOKeR Episode 33 yang dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2022, narasumber kita, Bapak Agus Hekso Pramudijono (Widyaiswara Ahli Madya, Pusdiklat Keuangan Umum) menjelaskan mengenai Interactive Dashboard with Excel. Sebelumnya kita perlu memahami dahulu, apa tujuan interactive dashboard? Dashboard diperlukan untuk mempresentasikan informasi, membantu eksplorasi data, serta sebagai metode untuk analisis data.
Jika ingin membuat visualisasi profesional, tanpa background, cocok untuk pemula, dan mudah digunakan, maka kita dapat menggunakan software pemvisualisasi data yang memiliki unsur drag and drop. Selain dari visualisasi, software ini pada umumnya berfokus pada koneksi database, analisis data dan pemrosesan data. Beberapa software tersebut diantaranya,
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Ms Excel : sederhana tetapi powerful, mudah dan murah.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">fine report : bisa 3D, HTML 5, lebih powerful, engineer TI untuk data besar,&nbsp;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">tableAU : bagus untuk analisis, bisa melihat trend, kategori, dan hierarki dengan mudah.</li>
</ol>
Sebelum membuat dashboard, kita perlu menentukan terlebih dahulu jenis visualisasi data yang akan ditampilkan. Menurut Andrew Abela, dapat dibagi menjadi beberapa model sebagai berikut.
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">komparasi : jika ingin membandingkan kumpulan nilai yang satu dengan lainnya. apabila memperhatikan waktu, dapat menggunakan bar chart, line chart, atau circular area chart, dan jika memperhatikan items, dapat menggunakan variable width column chart, table with embedded chart, atau bar chart.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">distribusi : persebaran data dari suatu variabel, visualisasi yang biasa digunakan adalah bar atau line histogram. jika banyak variabel dapat menggunakan scatter plot.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">komposisi : dibagi menjadi static (pie chart, waterfall chart, tree ma[, stacked 100% bar chart with subcomponents) atau berubah-ubah sesuai waktu (stacked bar atau stacked area)</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">relationship : melihat keterhubungan antara satu variabel dengan variabel lain dapat menggunakan visualisasi scatter plot atau scatter plot buble saze</li>
</ol>
Menurut Stephanie DH Evergreen, saat kita berbicara jenis visualisasi kita perlu memperhatikan tujuan dari visualisasi data tersebut, sebagai contoh jika hanya menonjolkan satu nilai variable dapat menggunakan pie, batang, grid, atau satu nilai.
Saksikan tayangan lengkap kegiatan LOKeR Episode 33 pada youtube BPPK Kemenkeu RI melalui tautan <a href="https://bit.ly/youtubeloker33">https://bit.ly/youtubeloker33</a>. Materi cetak dapat diunduh pada tautan <a href="https://bit.ly/materiloker33">https://bit.ly/materiloker33</a>.
Sobat Pemelajar, jangan lupa ikuti terus LOKeR yang diselenggarakan secara rutin setiap hari Jumat, pukul 13.30 WIB.&nbsp; Informasi lengkap dapat diakses melalui tautan link <a href="https://linktr.ee/lokerkemenkeu">https://linktr.ee/lokerkemenkeu</a>.