Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

<p style="text-align: justify;">Inflasi pangan di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2025 menunjukkan tren peningkatan signifikan yang menimbulkan tantangan terhadap stabilitas harga dan daya beli masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2025, tingkat inflasi umum tercatat sebesar 4,22 persen (y-on-y), melampaui asumsi dasar ekonomi makro nasional sebesar 2,5&#177;1 persen. Kontributor utama inflasi adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,68 persen, terutama disumbang oleh kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, beras, dan daging ayam ras. Artikel ini menganalisis dinamika inflasi pangan melalui tinjauan sektoral, pergerakan neraca pangan, serta efektivitas kebijakan intervensi pemerintah daerah, khususnya peran TPID, BULOG, dan OPD teknis. Hasil kajian menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar komoditas pangan masih dalam status surplus dan stok aman, fluktuasi harga akibat cuaca ekstrem, biaya distribusi, dan keterbatasan pasokan dari luar daerah menjadi faktor dominan pendorong inflasi. Upaya pengendalian inflasi melalui Gerakan Pangan Murah, Kerjasama Antar Daerah, dan Program SPHP telah berdampak positif dalam menjaga kestabilan harga menjelang triwulan IV 2025.</p>